Skip to content
GAYA SCANDINAVIAN, AWAL GERAKAN DESAIN MINIMALIS

GAYA SCANDINAVIAN, AWAL GERAKAN DESAIN MINIMALIS

Seperti apa yang diungkapkan oleh Palo Alto bahwa keindahan adalah harmoni dari fungsi dan bentuk, desain Scandinavian adalah segalanya tentang fungsional. Hidup di negara-negara Eropa Utara tidaklah mudah. Iklim dingin sepanjang tahun dan sumber daya alam yang terbatas membuat kehidupan di sana berjalan lebih lambat. Hal itulah yang mendasari terbentuknya desain Scandinavian yang membawa semangat gerakan minimalis.

Ada beberapa karakteristik utama yang menjadi ciri desain Scandinavian. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:


Material Kayu
Dalam desain Scandinavian, kayu merupakan elemen yang paling esensial. Kayu memang merupakan bahan utama untuk konstruksi dan rangka furnitur. Namun, dalam desain Scandinavian, kayu tidak hanya digunakan karena fungsinya belaka, tapi juga untuk keindahan. Lantai kayu, furnitur pahatan kayu, serta elemen-elemen kayu lainnya diapresiasi karena pola, tekstur, dan warnanya yang menciptakan keindahan. Elemen katyu dalam desain Scandinavian cenderung berwarna terang dan lembut.

Ruang yang Rapi
Desain Scandinavian pada dasarnya adalah desain yang minimalis. Karakteristiknya yang bersih, lapang, dan terbuka menuntut ruangan agar selalu rapi dan bebas barang-barang yang berantakan. Penataan dekorasi dan furnitur juga ditata sedemikan rupa teratur serta meninggalkan barang-barang yang dirasa tidak begitu penting.

Furniture yang Sederhana dan Minimalis
Furnitur bergaya desain Scandinavian memiliki bentuk yang tidak berlebihan, dengan garis yang cenderung lurus atau lengkungan sederhana, serta bertekstur polos. Rangka furnitur yang ramping dan bergaris bersih akan selalu Anda temui pada desain ini. Dalam desain Scandinavian, bentuk dan lengkungan yang berlebihan dianggap terlalu boros.

Garis-Garis yang Lurus dan Bersih
Dalam arsitekturnya, desain Scandinavian juga menerapkan bentuk dan layout yang sederhana, bergaris lurus, sejajar, dengan penataan furnitur yang rapi. Bentuk dan layout yang demikian membentuk karakteristik rumah yang lapang dan terbuka.

Aksen Warna Netral, Terang, dan Pucat
Untuk mendukung karakteristik rumah yang lapang dan bersih, warna dalam desain Scandinavian juga menggunakan warna yang terang dan cerah. Warna yang terang juga bisa mendukung pencahayaan yang lebih baik. Anda akan banyak menemui dinding atau lantai berwarna putih pada rumah bergaya Scandinavian.

Aksesoris yang Tidak Boros
Aksesoris dalam desain Scandinavian tidak pernah berlebihan dan selalu di porsi yang tepat dalam hal kuantitas maupun peletakkan. Aksesoris-aksesoris ini juga mengoptimalkan fungsinya sebagai dekorasi pendukung estetika, oleh karena itu aksesoris dalam desain Scandinavian selalu bisa menjadi fokus perhatian.

Memaksimalkan Cahaya Alami
Berbeda dengan di Indonesia yang beriklim tropis, matahari di Eropa yang beriklim dingin tidak bersinar terik sepanjang waktu. Hal itu membuat rumah-rumah di sana memiliki jendela yang lebar untuk memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Selain itu, iklim yang dingin juga membuat aktifitas orang-orang tidak banyak dilakukan di luar ruangan. Oleh karena itu, suasana di dalam rumah sebisa mungkin bisa memberikan nuansa luar ruangan yang cukup, salah satunya dengan membuka jendela selebar-lebarnya.

Tumbuhan Hijau yang Menyegarkan
Desain Scandinavian juga tentang menciptakan nuansa alami. Oleh karena itu, keberadaan tumbuhan hijau juga penting dalam desain ini. Selain alasan kesehatan, tumbuhan hijau juga dapat menjadi penyeimbang komposisi ruangan Scandinavian yang minimalis dan bersih. Memberikan tumbuhan hijau dapat memberikan aksen alami yang menyegarkan.

Mau Cari Furniture Bergaya Minimalis dan Scandinavian? Homedoki Menyediakan berbagai furniture cantik untuk memperindah rumah kamu. Beli produk Homedoki di Homedoki Furniture Store dan dapatkan berbagai diskon menariknya.
Previous article 5 TIPS AGAR FURNITUR KAMU TETAP AWET
Next article 7 TIPS MENATA RUMAH MINIMALIS